Monday, December 03, 2007

Benarkah Rumput Tetangga Lebih Hijau ?

Suatu ketika seorang hartawan kaya meninggal dunia dengan sebelumnyatelah menuliskan terlebih dahulu pembagian harta untuk kedua orangputranya. Istrinya sudah meninggal beberapa tahun sebelumnya.

Sepanjang hidup, si hartawan mengumpulkan hartanya satu per satu sedikitdemi sedikit sehingga ia sangat mengenal semua harta miliknya. Olehkarena itu ia dapat membagi semua hartanya menjadi dua dengan nilaikurang lebih sama. Akan tetapi karena jenis-jenis harta itu tidak persissama yang diterima oleh masing-masing anaknya maka keduanya dengan penuh iri menganggap bahwa anak yang lain mendapatkan warisan lebih banyakdibanding dirinya.

Setelah upacara penguburan yang meriah, kedua putra tersebut segera saling ribut dan bersikeras bahwa orang tuanya telah bertindak tidakadil karena anak yang lain mendapatkan harta warisan yang lebih banyakdari dirinya. Karena keributan yang tak kunjung selesai dan bahkan makin memuncak,orang-orang sekitar mengusulkan keduanya untuk membawa masalah mereka kepengadilan.

Berharap bisa memenangkan pengadilan karena merasa dirinyalah yang paling benar dimana warisan saudaranya lebih banyak dariyang dimiliki, kedua putra yang seakan melupakan bahwa mereka bersaudaradan datang dari orang tua yang sama, akhirnya sepakat untuk mencaripenyelesaian melalui jalur hukum.

Di pengadilan, sang Hakim yang dikenal sangat pandai dalam menangani kasus-kasus yang rumit, dengan sabar dan hati-hati mendengarkanketerangan dari kedua orang putra orang kaya tersebut secara bergantian. Dengan cerdik, sang Hakim setelah berpikir sejenak kemudian berkatamereka, "Tuliskanlah semua harta kekayaan yang dikatakan oleh orangtuamu telah diwariskan untuk kalian masing-masing. Jangan sampai adayang ketinggalan karena harta yang ternyata tidak tercantum dalamtulisan tersebut akan menjadi milik umum".

Demikian teliti keduanyadalam melakukan inventarisasi dan menuliskan semuanya dalam daftarmasing-masing. Sang Hakim dengan sabar menunggu sampai keduanya selesai menulis dankemudian bertanya, "Apakah semuanya sudah lengkap kalian tuliskan ?".Keduanya mengiyakan.

Hakim tersebut kemudian meminta keduanya untuk saling bertukar daftar dan memeriksa secara teliti daftar dari saudaranya. "Apakah kalian masihmerasa bahwa warisan dari saudaramu lebih banyak dari yang kalian terima untuk diri masing-masing ?". Tanpa ragu keduanya segera menjawab, "IyaPak Hakim, orang tua saya memang tidak adil. Harta yang diwariskankepada saudara saya jauh lebih banyak daripada yang kuperoleh. Kami meminta penyelesaian yang seadil-adilnya" .

"Baiklah, karena kalian masing-masing menganggap bahwa daftar harta yang dimiliki oleh saudara kalian jauh lebih banyak dari daftar kalian sendiri maka silakan untuk saling menukarkan daftar masing-masing dan harta dalam daftar tersebutsekarang menjadi milik kalian".

Sungguh suatu penyelesaian perkara yang rumit dengan cara yang sangat sederhana akan tetapi pandai dan adil. Sang Hakim mengecoh kedua putrayang tamak dengan keserakahan mereka sendiri.Seperti pepatah populer yang sudah dimodifikasi, "Rumput tetangga selalukelihatan lebih hijau daripada rumput sendiri".

Setelah pindah ke rumah tetangga dan memiliki rumput tersebut, ternyata tidaklah sehijau rumput sendiri sebelumnya.Kita sering melihat orang lain lebih baik, lebih enak, lebih bahagia,lebih pandai, lebih menarik dan berbagai 'lebih-lebih' lainnya.

Bisa terjadi sebenarnya malah orang lain yang kita pandang 'lebih' tersebut ternyata sebenarnya juga menganggap dirinya kalah dibanding diri kita.Mulailah untuk bisa menerima keadaan diri sendiri apa adanya,mempertahankan apa-apa yang sudah baik dan memperbaiki kekurangan yangmasih dimiliki.

Jadilah orang yang mudah bersyukur. Inilah jalan terbaikdalam menjalani kehidupan.

No comments: